Persalinan caesar tanpa ada indikasi medis yang terjadi di Kota Surabaya terjadi karena kemampuan ekonomi yang menunjang untuk memilih cara persalinan. Hal ini terjadi saat masyarakat di kalangan menengah keatas bebas memilih cara persalinan. Persalinan caesar yang mahal tapi berlangsung cepat dan tidak menyakitkan atau persalinan normal yang lebih murah tapi cenderung menyakitkan.
Pada beberapa kejadian peran dokter yang harus selektif memilih mana pasien yang benar-benar memerlukan persalinan caesar. Persalinan caesar merupakan salah satu alternatif yang bisa ditawarkan oleh dunia kedokteran, yang bisa dinilai oleh masyarakat luas bagaimana kinerjanya. Apabila ada beberapa dokter yang dengan sengaja memasyarakatkan persalinan caesar maka nama besar dunia kedokteranlah yang akan dipertaruhkan.
Persalinan caesar yang sudah menjadi gaya hidup pada masyarakat Kota Surabaya. Perubahan dari komoditi ke hyperkomoditi menyebabkan caesar menjadi keharusan yang harus dipilih kaum muda dan berduit lebih. Mitos-mitos yang belum tentu kebenarannya mempengaruhi secara signifikan masyarakat yang sengaja memilih persalinan caesar.
Pada beberapa kelompok masyarakat terjadi kurangnya pengetahuan mengenai bahaya persalinan caesar karena menganggap asing dan malas untuk mencari tahu seluk beluk persalinan yang pada akhirnya merugikan mereka sendiri karena menjadikan mereka canggung saat persalinan. Pada kelompok masyarakat yang lain justru mereka sudah mengetahui bahaya persalinan caesar tapi karena mereka terlalu sibuk untuk tetap menjadi cantik maka bahaya persalinan caesar tidak diindahkannya. Kebijakan pemerintah untuk bersikap tegas terhadap pembatasan kriteria pemakai jasa persalinan caesar dibutuhkan untuk mengatasi hal ini.
Era pemberdayaan pasien dalam hal bedah caesar telah dimulai, namun kalau kaum perempuan sendiri tidak mampu menyadari hak-haknya, maka kaum perempuan akan tetap menjadi korban tindakan bedah caesar yang tak bertanggung jawab dan hanya mempertebal dompet para dokter, sedangkan manfaatnya sama sekali tidak jelas dalam peningkatan kesejahteraan, harkat, serta martabat kaum perempuan. Akhirnya, pasien perlu tetap kritis terhadap keputusan dokter untuk melakukan bedah caesar, apalagi bila keputusan itu tidak berdasarkan indikasi medis yang jelas. Pasien perlu meyakini dan memahami apakah bedah caesar itu untuk kepentingan pasien atau hanya untuk kepentingan dokter? Kalau perlu, mencari second opinion dokter lain, sebab itu hak pasien dan sama sekali bukanlah pelecehan atau ketidakpercayaan kepada dokter. Semua risiko pembedahan akan ditanggung oleh pasien, bukan dokter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar